Ihsan Hermawan/ A5/ 180
PERAYAAN PERGANTIAN TAHUN BARU: Adat Istiadat?
Bolehkah kita merayakannya??
`s9ur
4ÓyÌös?
y7Ytã
ߊqåkuŽø9$#
Ÿwur
3“t»|Á¨Y9$#
4Ó®Lym
yìÎ6®Ks?
öNåktJ¯=ÏB
3
ö@è%
žcÎ)
“y‰èd
«!$#
uqèd
3“y‰çlù;$#
3
ÈûÈõs9ur
|M÷èt7¨?$#
Nèduä!#uq÷dr&
y‰÷èt/
“Ï%©!$#
x8uä!%y`
z`ÏB
ÉOù=Ïèø9$#
$tB
y7s9
z`ÏB
«!$#
`ÏB
<c’Í<ur
Ÿwur
AŽÅÁtR
ÇÊËÉÈ
Orang-orang
Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama
mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang
benar)". dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah
pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan
penolong bagimu. (Al-baqarah-120)
Sumber Utama: Al-Quran dan Hadist
Sesungguhnya segala puji hanya milik Allah, kita memuji-Nya,
memohon pertolongan, petunjuk dan ampunan serta bertaubat kepada-Nya. Kita
memohon perlindungan dari kejahatan diri dan amalan kita kepada-Nya.
Sesungguhnya barang siapa yang telah Allah berikan petunjuk, niscaya tidak akan
ada yang mampu menyesatkannya, dan barang siapa yang telah Allah sesatkan,
niscaya tidak akan ada yang mampu memberikannya petunjuk.
Saya bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak diibadahi kecuali Allah
semata, dan tiada sekutu bagi-Nya, dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah
hamba dan utusannya.
Perayaan pergantian tahun baru atau biasa orang-orang sebut dengan
perayaan malam tahun baru. Mereka senantiasa berbondong-bondong berkumpul di suatu
tempat untuk berkumpul bersama menyalakan petasan, menyalakan kembang api,
maupun meniup terompet secara keras dan bersama-sama. Dan tahukah bahwasannya
PERAYAAN tahun baru sepeti itu adalah perayaan orang-orang kafir?!
Kemudian apa saja pendapat Saudara-Saudara kita tentang PERAYAAN
tahun baru itu, ketika Saya melontarkan pertanyaan kepada teman-teman yang
kebetulan menjawab pertanyaan dariku. Pertanyaan yang simpel “Apa makna dari
perayaan tahun baru menurut Saudara? Yang kata orang-orang perayaan tahun baru
itu miliknya orang kafir? Apakah kemarin mengikuti perayaan tahun baru?”:
1. Perayaan tahun
baru hanyalah perayaan yang biasa. Kemarin saya tidak ikut. Tidak merasa
menyesal jika tidak ikut perayaan tahun baru, lebih menyesal jika tidak
melaksanakan sholat fardhu.
2. Tidak ada
tuntunannya untuk mengikuti perayaan tahun baru, tidak ada tuntunannya, mubazir
ikud gaya orang-orang kafir. Tidak ikut.
3. Tahun baru itu
sama saja bergantinya hari-hari biasa, hanya saja hari tersebut tidak cuma
bergantinya hari tetapi juga bergantinya tahun. Tentang perayaan tahun baru itu
boleh-boleh saja asal tidak melakukan unsur-unsur yang dilarang. Seperti
merayakan sambil berpesta minuman keras, bermain judi sepuasnya, dll. Kemarin
aku mengikuti acara tersebut.
4. Merayakan tahun
baru itu dosa, karena sama saja kita mengikuti budaya jahiliyah. Aku ikut
berpergian kemarin, karena diajak teman, tapi tidak meniup terompet, menyalakan
kembang api, dan petasan. Hanya sekedar menonton.
5. Tergantung niat
kita sebetulnya, kalau aku mengatakan lebih tepatnya bukan perayaan tahun baru,
tapi malam dimana kumpul bersama dengan teman-teman. Hanya saja harinya
kebetulan bertepatan dengan tahun baru. Aku kemarin mengikuti acara tersebut.
6. Perayaan tahun
baru itu tidak banyak manfaat, bakar duit, begadang sampai malam hari,
mengganggu orang lain dengan petasan, Toh juga Rasulullah tidka pernah
mencontohkan. Jadi buat apa kita meniru budaya Orang Barat.
Beberapa pendapat
teman-temanku telah sedikit menerawang kedalam. Ada pro dan contra dengan
alasan-alasannya dan pemikirannya masing-masing. Mereka yang tidak setuju terhadap
perayaan tahun baru pun kadang cuma hanya sekedar tahu saja.
Dan perlunya kita sebagai seorang Muslim harus mengetahui apa yang kita
jalankan dan lakukan tersebut. Untuk itu perhatikan dengan seksama!!!
Berdasarkan
dalil-dalil dari Al-Kitab dan As-Sunnah, para pendahulu umat sepakat menyatakan
bahwa hari raya dalam Islam hanya ada dua, yaitu Idul Fithri dan Idul Adha, selain
itu, semua hari raya yang berkaitan dengan seseorang, kelompok, peristiwa atau
lainnya adalah bid'ah, kaum muslimin tidak boleh melakukannya, mengakuinya,
menampakkan kegembiraan karenanya dan membantu terselenggaranya, karena
perbuatan ini merupakan perbuatan yang melanggar batas-batas Allah,
sehingga dengan begitu pelakunya berarti telah berbuat aniaya terhadap dirinya
sendiri. Jika hari raya itu merupakan simbol orang-orang kafir, maka ini
merupakan dosa lainnya, karena dengan begitu berarti telah bertasyabbuh
(menyerupai) mereka di samping merupakan keloyalan terhadap mereka, padahal
Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah melarang kaum mukminin ber-tasyabbuh dengan
mereka dan loyal terhadap mereka di dalam KitabNya yang mulia, dan telah
diriwayatkan secara pasti dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam , bahwa
beliau bersabda.
" Barangsiapa
menyerupai suatu kaum, berarti ia termasuk golongan mereka."
HR. Abu
Dawud dalam Al-Libas (4031), Ahmad (5093, 5094, 5634).
Sungguh kalian akan
mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan Shasta
demi sehasta sampai jika orang-orang yang kalian ikuti itu masuk ke lubang dhob
(yang penuh lika liku), pasti kalian pun akan mengikutinya,” Para sahabat
berkata,” Wahai Rasul, Apakah yang diikuti itu adalah Yahudi dan Nasrani?”
Beliau menjawab, “Lantas siapa lagi?” HR. MUSLIM
Perayaan tahun baru termasuk jenis
yang disebutkan tadi, karena merupakan perayaan orang-orang kafir maka seorang
muslim yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir tidak boleh melakukannya,
mengakuinya atau ikut mengucapkan selamat, bahkan seharusnya me-ninggalkannya
dan menjauhinya sebagai sikap taat terhadap Allah dan RasulNya serta untuk
menjauhi sebab-sebab yang bisa menimbulkan kemurkaan Allah dan siksaNya. Lain
dari itu, diharamkan atas setiap muslim untuk membantu penyelenggaraan hari
raya tersebut dan hari raya lainnya yang diharamkan, baik itu berupa makanan,
minuman, penjualan, pembelian, produk, hadiah, surat, iklan dan sebagainya,
karena semua ini termasuk tolong menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan
serta maksiat terhadap Allah dan RasulNya, sementara Allah Swt telah berfirman.
"Artinya : Dan
tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada
Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksaNya." [Al-Ma'idah: 2]
Sebagaimana yang keadaan
kebanyakan orang awam dari kaum muslimin, dan kebanyakan orang yang dianggap
berilmu pada kebanyakan negara Islam. Dimana mereka sama sekali tidak memiliki
perhatian dengan urusan agama mereka, sehingga mereka terus menerus berada
dalam gelapnya kebodohan dan kesesatan. Dan hanya berusaha memuaskan syahawat
perut dan birahi, atau hal-hal yang mengarah kepada kedua syahwat ini, dari
berbagai macam bentuk nyanyian, musik-musik, dan pergaulan dengan orang yang
tidak halal untuk mereka pergauli. Memang sulit jika kita mengubah kebiasaan
yang sudah luar biasa besarnya, perayaan yang sangat ditunggu-tunggu oleh
banyak orang, serta orang tersebut senang terhadap datangnya perayaan tersebut,
lalu kemudian kita tidak melakukan hal tersebut. Ini tidaklah semudah
membalikkan telapak tangan. Tapi jika ada kemauan untuk berubah dan niat untuk
berubah. Pasti ada jalan untuk mencapai kebenaran itu. Tapi untuk apa?
Tidak diragukan lagi, bahwa wajib atas para pejabat
pemerintahan kita dan kementrian penerangan secara khusus serta para penguasa
di negara-negara Islam, untuk mencegah penyebaran bid'ah-bid'ah ini dan
propagandanya atau penyebaran sesuatu yang mengesankan pembolehannya. Semua ini
sebagai pelaksanaan perintah loyal terhadap Allah dan para hambaNya, dan
sebagai pelaksanaan perintah yang diwajibkan Allah, yaitu mengingkari
kemungkaran serta turut dalam memperbaiki kondisi kaum muslimin dan
membersihkannya dari hal-hal yang menyelisihi syari'at yang suci. Hanya Allah
lah tempat meminta dengan nama-namaNya yang baik dan sifat-sifat-Nya yang
luhur, semoga Allah memperbaiki kondisi kaum muslimin dan menunjuki mereka agar
berpegang teguh dengan KitabNya dan Sunnah NabiNya صلی
الله عليه وسلم serta waspada dari segala sesuatu yang menyelisihi
keduanya. Dan semoga Allah memperbaiki para pemimpin mereka dan menunjuki
mereka agar menerapkan syari'at Allah pada hamba hambaNya serta memerangi
segala sesuatu yang menyelisihinya. Sesungguhnya Allah Maha kuasa atas hal itu.
Kita tidak akan mampu
memerangi musuhnya dengan pedang sehinggga membentengi dirinya dengan benteng
yang kokoh dari dalam tubuhnya sendiri, yaitu dengan cara menyebarkan agama
Islam yang benar. Dikarenakan membersihkan barisan merupakan salah satu
penyebab datangnya kemenangan.
Dan
ini yang harus kita cermati!
Allah
telah berfirman dalam QS. Al-Baqorah ayat 120,
`s9ur
4ÓyÌös?
y7Ytã
ߊqåkuŽø9$#
Ÿwur
3“t»|Á¨Y9$#
4Ó®Lym
yìÎ6®Ks?
öNåktJ¯=ÏB
3
ö@è%
žcÎ)
“y‰èd
«!$#
uqèd
3“y‰çlù;$#
3
ÈûÈõs9ur
|M÷èt7¨?$#
Nèduä!#uq÷dr&
y‰÷èt/
“Ï%©!$#
x8uä!%y`
z`ÏB
ÉOù=Ïèø9$#
$tB
y7s9
z`ÏB
«!$#
`ÏB
<c’Í<ur
Ÿwur
AŽÅÁtR
ÇÊËÉÈ
Artinya: Orang-orang Yahudi dan
Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka.
Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang
benar)". dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah
pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan
penolong bagimu.
Dan jika PERAYAAN
PERGANTIAN MALAM TAHUN BARU bukan disebut sebagai perayaan, tetapi sebuah adat
istiadat yang sudah berjalan tahun demi tahun. Maka perhatikan beberapa kalimat
berikut:
Yahudi dan Nasrani tidak
mungkin lagi menyuruh umat Islam untuk mengikuti agamanya. Tetapi mereka
mempunyai cara lain agar umat Islam meninggalkan agamnya (meninggalkan
syariat2nya). Yaitu dengan cara 3F. fashion, Food, Fun. Yang termasuk dari Fun
di sini adalah gaya hidup, termasuk diantaranya adalah perayaan-perayaan yang
sebenarnya adalah bagian dari adat mereka. Perayaan yang mendorong untuk
bersenang-senang saja dan justru akan banyak menimbulkan madharatnya
dibandingkan manfaat yang terkandung dalam perayaan tersebut.
Dari itu, hendaknya setiap muslim
berpegang teguh dengan Al-Kitab dan As-Sunnah dalam semua kondisi, lebih-lebih
pada saat-saat terjadinya fitnah dan banyaknya kerusakan. Hendaknya pula ia
benar-benar waspada agar tidak terjerumus ke dalam kese-satan orang-orang yang
dimurkai, orang-orang yang sesat dan orang-orang fasik yang tidak mengharapkan
kehormatan dari Allah dan tidak menghormati Islam. Dan hendaknya seorang muslim
kembali kepada Allah dengan memohon petunjukNya dan keteguhan didalam petunjukNya.
Sesungguhnya, tidak ada yang dapat memberi petunjuk selain Allah dan tidak ada
yang dapat meneguhkan dalam petunjukNya selain Allah Subhanahu Wa Ta'ala .
Hanya Allah lah yang kuasa memberi petunjuk.