My Inspirations

My Inspirations

5 Jan 2013

Perayaan Tahun Baru


Ihsan Hermawan/ A5/ 180
PERAYAAN PERGANTIAN TAHUN BARU: Adat Istiadat?
Bolehkah kita merayakannya??
`s9ur 4ÓyÌös? y7Ytã ߊqåkuŽø9$# Ÿwur 3t»|Á¨Y9$# 4Ó®Lym yìÎ6®Ks? öNåktJ¯=ÏB 3 ö@è% žcÎ) yèd «!$# uqèd 3yçlù;$# 3 ÈûÈõs9ur |M÷èt7¨?$# Nèduä!#uq÷dr& y÷èt/ Ï%©!$# x8uä!%y` z`ÏB ÉOù=Ïèø9$#   $tB y7s9 z`ÏB «!$# `ÏB <cÍ<ur Ÿwur AŽÅÁtR ÇÊËÉÈ  
Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)". dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. (Al-baqarah-120)
Sumber Utama: Al-Quran dan Hadist
Sesungguhnya segala puji hanya milik Allah, kita memuji-Nya, memohon pertolongan, petunjuk dan ampunan serta bertaubat kepada-Nya. Kita memohon perlindungan dari kejahatan diri dan amalan kita kepada-Nya. Sesungguhnya barang siapa yang telah Allah berikan petunjuk, niscaya tidak akan ada yang mampu menyesatkannya, dan barang siapa yang telah Allah sesatkan, niscaya tidak akan ada yang mampu memberikannya petunjuk.
Saya bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak diibadahi kecuali Allah semata, dan tiada sekutu bagi-Nya, dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusannya.
Perayaan pergantian tahun baru atau biasa orang-orang sebut dengan perayaan malam tahun baru. Mereka senantiasa berbondong-bondong berkumpul di suatu tempat untuk berkumpul bersama menyalakan petasan, menyalakan kembang api, maupun meniup terompet secara keras dan bersama-sama. Dan tahukah bahwasannya PERAYAAN tahun baru sepeti itu adalah perayaan orang-orang kafir?!
Kemudian apa saja pendapat Saudara-Saudara kita tentang PERAYAAN tahun baru itu, ketika Saya melontarkan pertanyaan kepada teman-teman yang kebetulan menjawab pertanyaan dariku. Pertanyaan yang simpel “Apa makna dari perayaan tahun baru menurut Saudara? Yang kata orang-orang perayaan tahun baru itu miliknya orang kafir? Apakah kemarin mengikuti perayaan tahun baru?”:
1.      Perayaan tahun baru hanyalah perayaan yang biasa. Kemarin saya tidak ikut. Tidak merasa menyesal jika tidak ikut perayaan tahun baru, lebih menyesal jika tidak melaksanakan sholat fardhu.  
2.      Tidak ada tuntunannya untuk mengikuti perayaan tahun baru, tidak ada tuntunannya, mubazir ikud gaya orang-orang kafir. Tidak ikut.
3.      Tahun baru itu sama saja bergantinya hari-hari biasa, hanya saja hari tersebut tidak cuma bergantinya hari tetapi juga bergantinya tahun. Tentang perayaan tahun baru itu boleh-boleh saja asal tidak melakukan unsur-unsur yang dilarang. Seperti merayakan sambil berpesta minuman keras, bermain judi sepuasnya, dll. Kemarin aku mengikuti acara tersebut.
4.      Merayakan tahun baru itu dosa, karena sama saja kita mengikuti budaya jahiliyah. Aku ikut berpergian kemarin, karena diajak teman, tapi tidak meniup terompet, menyalakan kembang api, dan petasan. Hanya sekedar menonton.
5.      Tergantung niat kita sebetulnya, kalau aku mengatakan lebih tepatnya bukan perayaan tahun baru, tapi malam dimana kumpul bersama dengan teman-teman. Hanya saja harinya kebetulan bertepatan dengan tahun baru. Aku kemarin mengikuti acara tersebut.
6.      Perayaan tahun baru itu tidak banyak manfaat, bakar duit, begadang sampai malam hari, mengganggu orang lain dengan petasan, Toh juga Rasulullah tidka pernah mencontohkan. Jadi buat apa kita meniru budaya Orang Barat.
Beberapa pendapat teman-temanku telah sedikit menerawang kedalam. Ada pro dan contra dengan alasan-alasannya dan pemikirannya masing-masing. Mereka yang tidak setuju terhadap perayaan tahun baru pun kadang cuma hanya sekedar tahu saja.
Dan perlunya kita sebagai seorang Muslim harus mengetahui apa yang kita jalankan dan lakukan tersebut. Untuk itu perhatikan dengan seksama!!!
Berdasarkan dalil-dalil dari Al-Kitab dan As-Sunnah, para pendahulu umat sepakat menyatakan bahwa hari raya dalam Islam hanya ada dua, yaitu Idul Fithri dan Idul Adha, selain itu, semua hari raya yang berkaitan dengan seseorang, kelompok, peristiwa atau lainnya adalah bid'ah, kaum muslimin tidak boleh melakukannya, mengakuinya, menampakkan kegembiraan karenanya dan membantu terselenggaranya, karena perbuatan ini merupakan perbuatan yang melanggar batas-batas Allah, sehingga dengan begitu pelakunya berarti telah berbuat aniaya terhadap dirinya sendiri. Jika hari raya itu merupakan simbol orang-orang kafir, maka ini merupakan dosa lainnya, karena dengan begitu berarti telah bertasyabbuh (menyerupai) mereka di samping merupakan keloyalan terhadap mereka, padahal Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah melarang kaum mukminin ber-tasyabbuh dengan mereka dan loyal terhadap mereka di dalam KitabNya yang mulia, dan telah diriwayatkan secara pasti dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam , bahwa beliau bersabda.
" Barangsiapa   menyerupai suatu kaum, berarti ia termasuk golongan mereka."
HR. Abu Dawud dalam Al-Libas (4031), Ahmad (5093, 5094, 5634).
Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan Shasta demi sehasta sampai jika orang-orang yang kalian ikuti itu masuk ke lubang dhob (yang penuh lika liku), pasti kalian pun akan mengikutinya,” Para sahabat berkata,” Wahai Rasul, Apakah yang diikuti itu adalah Yahudi dan Nasrani?” Beliau menjawab, “Lantas siapa lagi?” HR. MUSLIM
Perayaan tahun baru termasuk jenis yang disebutkan tadi, karena merupakan perayaan orang-orang kafir maka seorang muslim yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir tidak boleh melakukannya, mengakuinya atau ikut mengucapkan selamat, bahkan seharusnya me-ninggalkannya dan menjauhinya sebagai sikap taat terhadap Allah dan RasulNya serta untuk menjauhi sebab-sebab yang bisa menimbulkan kemurkaan Allah dan siksaNya. Lain dari itu, diharamkan atas setiap muslim untuk membantu penyelenggaraan hari raya tersebut dan hari raya lainnya yang diharamkan, baik itu berupa makanan, minuman, penjualan, pembelian, produk, hadiah, surat, iklan dan sebagainya, karena semua ini termasuk tolong menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan serta maksiat terhadap Allah dan RasulNya, sementara Allah Swt telah berfirman.
"Artinya : Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksaNya." [Al-Ma'idah: 2]
Sebagaimana yang keadaan kebanyakan orang awam dari kaum muslimin, dan kebanyakan orang yang dianggap berilmu pada kebanyakan negara Islam. Dimana mereka sama sekali tidak memiliki perhatian dengan urusan agama mereka, sehingga mereka terus menerus berada dalam gelapnya kebodohan dan kesesatan. Dan hanya berusaha memuaskan syahawat perut dan birahi, atau hal-hal yang mengarah kepada kedua syahwat ini, dari berbagai macam bentuk nyanyian, musik-musik, dan pergaulan dengan orang yang tidak halal untuk mereka pergauli. Memang sulit jika kita mengubah kebiasaan yang sudah luar biasa besarnya, perayaan yang sangat ditunggu-tunggu oleh banyak orang, serta orang tersebut senang terhadap datangnya perayaan tersebut, lalu kemudian kita tidak melakukan hal tersebut. Ini tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Tapi jika ada kemauan untuk berubah dan niat untuk berubah. Pasti ada jalan untuk mencapai kebenaran itu. Tapi untuk apa?
Tidak diragukan lagi, bahwa wajib atas para pejabat pemerintahan kita dan kementrian penerangan secara khusus serta para penguasa di negara-negara Islam, untuk mencegah penyebaran bid'ah-bid'ah ini dan propagandanya atau penyebaran sesuatu yang mengesankan pembolehannya. Semua ini sebagai pelaksanaan perintah loyal terhadap Allah dan para hambaNya, dan sebagai pelaksanaan perintah yang diwajibkan Allah, yaitu mengingkari kemungkaran serta turut dalam memperbaiki kondisi kaum muslimin dan membersihkannya dari hal-hal yang menyelisihi syari'at yang suci. Hanya Allah lah tempat meminta dengan nama-namaNya yang baik dan sifat-sifat-Nya yang luhur, semoga Allah memperbaiki kondisi kaum muslimin dan menunjuki mereka agar berpegang teguh dengan KitabNya dan Sunnah NabiNya صلی الله عليه وسلم serta waspada dari segala sesuatu yang menyelisihi keduanya. Dan semoga Allah memperbaiki para pemimpin mereka dan menunjuki mereka agar menerapkan syari'at Allah pada hamba hambaNya serta memerangi segala sesuatu yang menyelisihinya. Sesungguhnya Allah Maha kuasa atas hal itu.
Kita tidak akan mampu memerangi musuhnya dengan pedang sehinggga membentengi dirinya dengan benteng yang kokoh dari dalam tubuhnya sendiri, yaitu dengan cara menyebarkan agama Islam yang benar. Dikarenakan membersihkan barisan merupakan salah satu penyebab datangnya kemenangan.
Dan ini yang harus kita cermati!
Allah telah berfirman dalam QS. Al-Baqorah ayat 120,

`s9ur 4ÓyÌös? y7Ytã ߊqåkuŽø9$# Ÿwur 3t»|Á¨Y9$# 4Ó®Lym yìÎ6®Ks? öNåktJ¯=ÏB 3 ö@è% žcÎ) yèd «!$# uqèd 3yçlù;$# 3 ÈûÈõs9ur |M÷èt7¨?$# Nèduä!#uq÷dr& y÷èt/ Ï%©!$# x8uä!%y` z`ÏB ÉOù=Ïèø9$#   $tB y7s9 z`ÏB «!$# `ÏB <cÍ<ur Ÿwur AŽÅÁtR ÇÊËÉÈ  
Artinya: Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)". dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.

Dan jika PERAYAAN PERGANTIAN MALAM TAHUN BARU bukan disebut sebagai perayaan, tetapi sebuah adat istiadat yang sudah berjalan tahun demi tahun. Maka perhatikan beberapa kalimat berikut:
Yahudi dan Nasrani tidak mungkin lagi menyuruh umat Islam untuk mengikuti agamanya. Tetapi mereka mempunyai cara lain agar umat Islam meninggalkan agamnya (meninggalkan syariat2nya). Yaitu dengan cara 3F. fashion, Food, Fun. Yang termasuk dari Fun di sini adalah gaya hidup, termasuk diantaranya adalah perayaan-perayaan yang sebenarnya adalah bagian dari adat mereka. Perayaan yang mendorong untuk bersenang-senang saja dan justru akan banyak menimbulkan madharatnya dibandingkan manfaat yang terkandung dalam perayaan tersebut.
Dari itu, hendaknya setiap muslim berpegang teguh dengan Al-Kitab dan As-Sunnah dalam semua kondisi, lebih-lebih pada saat-saat terjadinya fitnah dan banyaknya kerusakan. Hendaknya pula ia benar-benar waspada agar tidak terjerumus ke dalam kese-satan orang-orang yang dimurkai, orang-orang yang sesat dan orang-orang fasik yang tidak mengharapkan kehormatan dari Allah dan tidak menghormati Islam. Dan hendaknya seorang muslim kembali kepada Allah dengan memohon petunjukNya dan keteguhan didalam petunjukNya. Sesungguhnya, tidak ada yang dapat memberi petunjuk selain Allah dan tidak ada yang dapat meneguhkan dalam petunjukNya selain Allah Subhanahu Wa Ta'ala . Hanya Allah lah yang kuasa memberi petunjuk.