My Inspirations

My Inspirations

18 Agu 2013

MOVE ON: KEPERCAYAAN


"Perekat yang menyatukan suatu
hubungan, termasuk hubungan antara
pemimpin dan yang dipimpin adalah
kepercayaan, dan kepercayaan itu
dibangun atas dasar integritas." -
Brian Tracy
Dear Ihsan yang amanah, 
Kepercayaan adalah fondasi dari semua
hubungan. Hubungan kerja, bisnis,
kepemimpinan dan tentu saja cinta
dibangun atas dasar kepercayaan.
Tanpa itu, sebuah hubungan tak akan
berjalan, sebuah organisasi pun akan
kacau.
Bayangkan jika Anda berada dalam
sebuah lingkungan, hubungan atau
organisasi tanpa kepercayaan, para
pekerjanya saling curiga satu sama
lain dan para atasannya berusaha
mempertahankan posisinya
masing-masing dengan segala cara.
Organisasi seperti itu sangat rapuh
dan tinggal menunggu waktu untuk
hancur.
Ihsan, sebagai seorang pemimpin, Anda
harus menginvestasikan banyak waktu
untuk membangun kepercayaan dari
bawahan atau pengikut Anda.
Kepercayaan itu sebenarnya dibangun
atas fondasi sederhana. Jalanilah
kehidupan dengan penuh integritas dan
hormati orang lain. Konsistensi dalam
kata dan perbuatan. Melakukan dan
menepati apa yang Anda katakan pada
orang lain.
Sebelum Anda mengharapkan orang lain
percaya pada Anda, sebagai pemimpin
Anda harus percaya dahulu pada orang
lain. Delegasikan kewenangan Anda
pada mereka. Mereka pun akan merasa
dipercaya atas kemampuan mereka.
Butuh waktu bertahun-tahun untuk
membangun kepercayaan dan hanya butuh
waktu beberapa detik untuk
menghancurkannya. Belajarlah
mempercayai, belajarlah untuk jadi
orang yang dipercaya.

17 Agu 2013

LAPORAN: PKL SMTI di Pepsi Cola, Ungaran


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang PKL
PKL (Praktik Kerja Lapangan) sifatnya wajib diikuti bagi siswa kelas tiga sebagai salah satu syarat kelulusan sekolah. Dengan diadakannya PKL ini diharapkan para siswa mendapat pengetahuan baru sebagai bekal dalam memasuki dunia kerja. PKL merupakan sarana untuk belajar di lapangan dan sebagai sarana penambah pengetahuan serta sebagai sarana dalam menerapkan ilmu yang didapatkan dari sekolah.
Diharapkan dengan kembalinya para siswa dari PKL mereka memiliki kemampuan yang lebih daripada sebelumnya dan mendapatkan pengetahuan yang baru. Selain sebagai sarana untuk belajar, PKL tersebut juga merupakan sarana untuk melatih siswa agar terbiasa bekerja mandiri dan melatih agar selalu disiplin dan tertib dalam bekerja sesusai dengan peraturan instansi yang bersangkutan dengan sebaik mungkin.
B.     Tujuan PKL
Praktik kerja lapangan sendiri mempunyai beberapa tujuan, diantaranya sebagai berikut :
1.      Latihan Kerja
Dengan Praktik Kerja Lapangan siswa dilatih bekerja sesuai dengan jam kerja yang berlaku di lapangan atau instansi. Siswa diharapkan dapat dapat berperan sebagai pekerja yang bertanggung jawab pada bidangnya.
2.      Latihan Penyesuaian Lingkungan Kerja
Selama Praktik Kerja Lapangan siswa akan bergaul dengan pimpinan maupun karyawan, sehingga memiliki pengalaman dalam hal bekerja sama dengan rekan kerja lainnya.


3.      Latihan Kedisiplinan Sebagai Karyawan
Praktik Kerja Lapangan merupakan suatu sarana pengenalan dan latihan mematuhi tata tertib atau peraturan yang berlaku di perusahaan atau instansi.
4.      Sebagai studi pembanding antara ilmu yang telah diperoleh di sekolah dengan penerapannya di perusahaan atau instansi yang bersangkutan.
5.      Latihan Penyusunan Laporan
Setelah Praktik Kerja Lapangan selesai dilaksanakan siswa diwajibkan untuk membuat laporan PKL yang harus disahkan oleh pihak sekolah dan pihak perusahaan atau lembaga penelitian dimana dilaksanakannya PKL. Laporan itu harus berpedoman dari data yang diperoleh selama PKL. Semua data yang diperoleh selama PKL, diolah dan dituangkan dalam Laporan Kerja atau Kerja Ilmiah, dengan tujuan:
a.       Siswa memiliki ketrampilan dalam hal menulis laporan
b.      Melatih siswa menuangkan bahasa laporan secara tertulis
c.       Melatih siswa bertanggung jawab terhadap yang dilakukan.
C.    Ruang Lingkup
           Dalam Praktek Kerja Lapangan (PKL) penulis diberi tugas sebagai seorang Q.C. Preparasi, yaitu:
1.      Menganalisa Tanin, oBrix, dan pH pada sample Teh Ekstrak
2.      Menganalisa Tanin, oBrix, Colour dan pH pada sample teh Ready Tea
3.      Menganalisa pH dan TDS pada sample Air
4.      Menganalisa oBrix, Colour, pH dan TDS pada sample Syrup Gula
5.      Menganalisa oBrix, TA (Total Asam), Colour dan pH pada sample Frutamin
Sebelum siap untuk di packing.
D.    Metodologi
      Ada beberapa metode yang kami lakukan dalam pembuatan laporan ini. Sebagai bahan penyusunan laporan dapat diperoleh dari:
  1. Laporan kegiatan harian yang oleh siswa selama Praktik Kerja Lapangan yang telah disahkan pembimbing  dari perusahaan
  2. Membuat laporan sementara atau laporan kerja perorangan yang disahkan oleh pimpinan perushaan
  3. Penyusunan laporan berpedoman pada contoh yang sudah diberikan dari Sekolah
  4. Buku-buku pustaka yang berkaitan dengan masalah yang dibahas
  5. Observasi, metode ini dilakukan dengan cara mengamati langsung yang berkaitan dengan objek
  6. Interview, metode ini dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan-  pertannyaan kepada responden yang faham mengenai objek yang dituju.


BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

A.    Profil
Nama Perusahaan       
Jenis Perusahaan        
Tahun Berdiri
Perintis           
Pemilik
Alamat Perusahaan

Telepon          
Fax
Produk Utama
: PT. Pepsi Cola Indobeverages
: Perseroan Terbatas
: 1975
: PT. Jafar Utama
: PT. Pepsi Cola International
: Jl. Jendral Sudirman No. 23 Babadan Ungaran      
  Barat Semarang Jawa Tengah          
: 024 - 6921670
: 024 - 6921350
:Tekita dan Fruitamin

PT. Pepsi Cola Indobeverages adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam industri minuman ringan. Perusahaan ini berpusat di New York, Amerika Serikat. Sebelum memproduksi minuman berkarbonasi, perusahaan ini terlebih dahulu memproduksi air mineral dalam kemasan dan teh dengan nama nama perusahaan PT. Jafar Utama. Karena suatu hal, produksi yang terus menerus menurun membuat membuat perusahaan ini tidak dapat bertahan lama. Akhirnya tahun 1985 perusahaan ini beralih pemilik menjadi PT. Mantrus. PT. Mantrus mengambil alih semua asset perusahaan dan mendapat Lisensi dari Pepsi Cola Internasional.
Secara perlahan ternyata perusahaan memperlihatkan grafik kemajuan. Hal ini ditandai dengan bertambahnya armada pengiriman produk dan pembangunan Warehouse dikota-kota besar di Indonesia. Dan didukung tenaga kerja yang berkualitas dan handal melalui reser-reset percobaannya perushaan dapat meluncurkan produk baru setiap tahunnya. Tidak lupa dengan menjaga kualitas produk-produk lainnya. Kepercayaan konsumen sangatlah penting karena dengan kepercayaan sangatlah mahal harganya dari pada mencari konsumen lain.
B.     Sejarah Singkat
PT. Pepsi Cola Indobeverages, Ungaran diawali dengan berdirinya PT. Jafar Utama pada tahun 1975. PT. Jafar Utama memproduksi teh dan air minum dalam kemasan dengan merk dagang “Jafar”. Banyak permasalahan yang harus dihadapi sebelum akhirnya dilakukan pengambil alihan kepemilikan. Kemampuan produksi yang dicapai hanya sekitar 3000-3500 krat setiap bulan dengan waktu produksi kurang dari 4 jam sehari. Kondisi ini berada di bawah kapasitas produksi maksimal perusahaan sehingga mesin-mesin produksi lebih banyak menganggur. Selain itu, dengan armada penjualan empat buah menyebabkan jangkauan pemasaran yang terbatas. Dengan kondisi tersebut PT. Jafar Utama hanya mampu bertahan sampai dengan tahun 1985.
Akhir tahun 1985, PT. Mantrust mengambil alih kepemilikan perusahaan setelah PT. Jafar Utama menjualnya. PT. Mantrust mengambil alih seluruh aset dan memegang kendali penuh perusahaan pada tahun 1987. Lisensi dari Pepsi Cola Internasional kemudian dipegang untuk memproduksi produk minuman ringan. Pembenahan mulai dilakukan dengan cara menghentikan produksi air minum dalam kemasan dan mengubah merk teh “Jafar” menjadi “Tekita”. Secara perlahan perusahaan memperlihatkan grafik kemajuan. Hal ini ditandai dengan meningkatnya kemampuan produksi dan penjualan, bertambahnya jumlah tenaga kerja serta armada penjualan hingga mencapai 32 armada. Kesalahan dalam manajemen perusahaan khususnya dalam pengaturan dana perusahaan untuk penambahan botol secara berkala mengakibatkan semakin lama jumlah botol semakin berkurang dan akibatnya kemampuan produksi semakin menurun. PT. Mantrust akhirnya menjual aset yang dimilikinya dan mengembalikan lisensi produk minuman ringan kepada pihak Pepsi Cola Internasional.
Pepsi Cola Internasional menemukan mitra usaha yang tepat untuk menjalankan usahanya yaitu PT. Gapura Usaha Tama. Tahun 1993, PT. Gapura Usaha Tama sebagai anak perusahaan dari Salim Grup mendapatkan penyerahan aset dan lisensi untuk menjalankan usaha dalam memproduksi minuman ringan. Setelah mendapat izin dari Badan Koordinasi Penanaman Modal Asing pada tanggal 12 Oktober 1993 dengan nomor 187/I/PMA dengan masa pengelolaan selama 75 tahun, PT. Gapura Usaha Tama mulai menjalankan produksinya pada tanggal 20 Januari 1994.
Peraturan Menteri Perdagangan RI No. 17/KP/XII/70 yang menetapkan bahwa setiap perusahaan industri joint venture tidak diperkenankan untuk langsung menjual hasil produksinya kepada konsumen maka dalam pengelolaan usaha PT. Gapura Usaha Tama dibagi menjadi 2 nama yaitu PT. Buana Distrindo yang berperan sebagai distributor dan PT. Pepsi Cola Indobeverages sebagai perusahaan produksi.
Kegagalan dari perusahaan terdahulu dijadikan bahan referensi dan pelajaran bagi PT. Pepsi Cola Indobeverages untuk mencegah terjadinya kegagalan kembali. PT. Pepsi Cola Indobeverages mulai mengantisipasi dan mempelajari aspek penyebab kegagalan serta melakukan perubahan secara menyeluruh. Perubahan tersebut meliputi restrukturisasi dan perbaikan terhadap manajemen perusahaan, program dan perencanaan produksi, sistem produksi dan penjualan.
Perubahan-perubahan yang dilakukan tersebut efektif dan mampu meningkatkan kemampuan produksi hingga mencapai 50.000 – 60.000 krat setiap bulan. Dan bertambahnya jumlah armada penjualan. Sampai saat ini terjadi perkembangan yang cukup pesat yaitu selain dari kemampuan produksi yang meningkat dan armada penjualan yang mulai bertambah hingga mencapai 80 buah armada, PT. Pepsi Cola Indobeverages banyak menghasilkan variasi produk untuk memenuhi tuntutan konsumen yang sangat beragam. Selain itu, PT. Pepsi Cola Indobeverages juga memperluas wilayah dan jaringan distribusi untuk memasarkan produk yang dihasilkan dengan mendirikan gudang-gudang distribusi atau warehouse di wilayah Yogyakarta, Pekalongan, Kudus, Ungaran, Solo dan Surabaya.
C.    Lokasi Perusahaan
Penentuan lokasi yang tepat merupakan salah satu faktor yang kritis dalam pendirian sebuah industri atau perusahaan. Lokasi perusahaan merupakan sesuatu yang sangat vital karena akan mempengaruhi efektifitas dan kelancaran produksi serta akan menentukan kedudukan perusahaan dalam persaingan demi kelangsungan hidup perusahaan.
Sebelum dilakukan pendirian suatu perusahaan, penetapan lokasi dengan pertimbangan beberapa faktor yang mempengaruhi akan sangat mendukung kelangsungan dan tujuan utama dari perusahaan. Faktor- faktor tersebut antara lain :
1.         Ketersediaan bahan baku
Dalam proses pembuatan minuman ringan, air mempunyai peranan sebagai bahan baku paling utama. Salah satu pemilihan lokasi didasarkan atas ketersediaan air dalam jumlah yang memadai untuk mendukung proses produksi dalam waktu yang lama. Oleh karena itu, pendirian industri didasarkan pada daerah yang kandungan airnya dinilai cukup banyak dan melimpah.
Bahan baku lainnya diperoleh perusahaan dengan memanfaatkan koneksi sebagai penyuplai bahan baku sehingga bahan-bahan tersebut dapat diperoleh dengan mudah dan kontinyu.
2.         Letak dari pasar
Pada dasarnya proses produksi dilaksanakan untuk menghasilkan suatu produk yang pada akhirnya mudah didistribusikan ke pasar. PT. Pepsi Cola Indobeverages mendirikan perusahaan yang akses ke pasarnya mudah untuk dijangkau, dengan demikian dapat dilakukan penekanan terhadap biaya transportasi. Selain itu, perusahaan juga mendirikan gudang-gudang distribusi di beberapa lokasi yang strategis untuk menunjang pemasaran.
3.         Ketersediaan tenaga kerja
Pencapaian tujuan perusahaan sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan kualitas tenaga kerja. Ketersediaan tenaga kerja yang memadai akan memberikan efek secara langsung untuk efisiensi kerja dan penekanan biaya produksi. Lokasi PT. Pepsi Cola Indobeverages cukup strategis sehingga memungkinkan tersedianya tenaga kerja dalam jumlah yang mencukupi serta mempunyai kapabilitas dan kualitas untuk mendukung proses produksi.
4.         Kemudahan transportasi
Kelancaran distribusi produk dan pemenuhan bahan dasar serta bahan penunjang lainnya sangat tergantung pada kemudahan transportasi. PT. Pepsi Cola Indobeverages terletak di Jl. Jenderal Sudirman No. 23 Ungaran, Kabupaten Semarang yang mempunyai posisi sangat strategis dan menguntungkan karena merupakan poros jalan raya antar provinsi yang menghubungan beberapa kota antara lain Semarang, Yogyakarta, Solo dan kota-kota lain di Jawa Tengah. Letak lokasi ini sangat menunjang kemudahan akses bahan baku yang dibutuhkan dan kelancaran dari distribusi produk yang telah dihasilkan.
5.         Ketersediaan pembangkit tenaga listrik
Dalam menjalankan proses produksinya, PT. Pepsi Cola Indobeverages menggunakan alat-alat produksi yang menggunakan aplikasi kemajuan teknologi. Untuk menjalankan mesin-mesin, fasilitas penerangan serta fasilitas pendukung lainnya diperlukan suplai tenaga listrik dalam jumlah yang memadai. Kekurangan suplai tenaga listrik akan menyebabkan terganggunya kelancaran proses produksi. PT. Pepsi Cola Indobeverages didirikan di lokasi yang dekat dengan sentral pembangkit tenaga listrik “Piring Jabar Jaya” Ungaran sehingga suplai listrik dapat memenuhi kebutuhan produksi secara keseluruhan.
D.    Struktur Organisasi dan Personalia
1.      PT. Pepsi Cola Indobeverages mempunyai struktur organisasi yang tergolong dalam struktur organisasi garis. Organisasi garis yaitu suatu bentuk organisasi yang wewenang dan tanggung jawab mengikuti jalur atau garis vertikal. Menurut Swastha dan Sukotjo (1988), dalam struktur organisasi garis, kekuasaan mengalir secara langsung dari direktur ke kepala bagian dan kemudian terus ke karyawan-karyawan dibawahnya. Masing-masing bagian merupakan unit yang berdiri sendiri dan kepala bagian menjalankan semua fungsi pengawasan dalam bagiannya.
2.      PT. Pepsi Cola Indobeverages memiliki Management Comitee yang berkedudukan di Jakarta. Management Comitee membawahi lima orang manager yaitu region sales manager, plant manager, personal and GA manager, finance and administration manager dan marketing service manager. Masing-masing manager membawahi beberapa supervisor atau koordinator warehouse.

Struktur organisasi PT. Pepsi Cola Indobeverages dapat dilihat pada gambar 1 di bawah ini.
 





BAB III
PELAKSANAAN PKL

A.    Analisa Tanin dengan Reagen Fe2SO4
1.      Tujuan
a.       Menentukan tannin pada sample Ekstrak Teh yang digunakan untuk mempermudah perhitungan tannin pembuatan Ready Tea dan Tanin Ready Tea yang sudah siap di Packing.
2.      Dasar teori
Tannin adalah  zat  pahit polifenol  tanaman yang baik dan cepat mengikat atau mengecilkan protein. Zat dari tannin menyebabkan perasaan kering pada mulut dan menyatakan tingkat kesepatan suatu bahan konsumsi yang biasa terdapat pada anggur merah, teh pekat, atau buah yang tidak tumbuh. Tannin memiliki berat molekul dari 500 hingga 3,000. Tannin bertentangan dengan basa, gelatin, logam berat, besi, air kapur, garam logam, zat oksidasi yang kuat dan sulfat seng.
Asam rumus molekulnya C76H52O46 yang mengandung beberapa gugus karboksil, dan merupakan turunan dari asam galat. Berupa serbuk amorf berwarna kuning pucat, diperoleh dari pohon bakau dan beberapa tumbuhan lain; larut dalam air dan pelarut orgaink; digunakan untuk penyamakan kulit, sebagai pewarna, untuk pembuatan asam pirogalat, untuk pereaksi alkaloida. Tannin akan mengurai pada suhu 210-215oC
QC Preparation ditugaskan untuk menganalisa tanin pada sample ekstrak teh dan ready tea.
3.      Bahan
a.       Tisue
b.      Aquadest
c.       Fe2SO4
d.      Buffer pH 7,5
4.      Alat
a.       Labu Ukur 50 ml
b.      Pipet 10 ml
c.       Pipet Tetes
d.      Spektrofotometer UV
e.       Kuvet
f.       Ball Pipet
5.      Prosedur kerja
a.       Cek tannin untuk Extract tea.
1)      Pengenceran 50 ml
a)      Ambil sample 10 ml dengan pipet, masukkan ke dalam Labu Ukur 50 ml (Larutan I)
2)      Pembuatan Larutan A
a)      Mengambil 5 ml Larutan I denga pipet, masukkan ke dalam Labu Ukur 50 ml
b)      Tambahkan 10 ml FeSO4 kemudian tuang Buffer sampai tanda tera.
3)      Pembuatan Larutan B
a)      Mengambil 5 ml Larutan I dengan pipet, masukkan ke dalam Labu Ukur 50 ml
b)      Menambahkan 10 ml aquadest, kemudian tuang Buffer (pH 7,5) sampai tanda tera.
4)      Cek Tannin
a)      Pastikan blanko dalam kuvet benar (kuvet berisi aquadest)
b)      Atur gelombang (λ) sesuai analisa tannin ekstrak (λ= 540), lalu tekan “ZERO”.
c)      Masukkan Larutan A dan Larutan B secara bergantian ke dalam kuvet
d)     Amati hasil yang tertera, kemudian hitung berapa tannin yang didapat.


b.      Cek tannin untuk Ready tea, Tekita Original, Tekita Greentea, Tekita Apple.
1)      Pembuatan larutan A
a)      Mengambil 5 ml Sample Ready Tea dengan pipet 10 ml, masukkan ke dalam Labu Ukur 50 ml
b)      Tambahkan 10 ml FeSO4 kemudian tuang Buffer sampai tanda tera.
2)      Pembuatan larutan B
a)      Mengambil 5 ml Larutan I dengan pipet, masukkan ke dalam Labu Ukur 50 ml
b)      Menambahkan 10 ml aquadest, kemudian tuang Buffer (pH 7,5) sampai tanda tera.
3)      Cek tannin
a)      Pastikan blanko dalam kuvet benar (kuvet berisi aquadest)
b)      Atur gelombang (λ) sesuai analisa tannin ekstrak (λ= 540), lalu tekan “ZERO”.
c)      Masukkan Larutan A dan Larutan B secara bergantian ke dalam kuvet
d)     Amati hasil yang tertera, kemudian hitung berapa tannin yang didapat.

6.      Perhitungan
a.          Untuk menghitung kadar tannin dalam sample Extract tea dapat digunakan persamaan : [ ( B – A ) x 2,27 ] - 0,042 x 40 x Fp (5)
b.         Untuk menghitung kadar tannin dalam sample Ready tea, Tekita Original,Tekita Green tea, dan Tekita Apple dapat digunakan persamaan : [ ( B – A ) x 2,27 ] - 0,042 x 40.

7.      Pembahasan
Dalam analisa ini diperlukan ketelitian pada saat melakukan pengenceran. Karena pada perhitungan tanin masih dikalikan faktor pengenceran, yang menyebabkan selisih hasilnya besar.

B.     Analisa TDS
1.      Tujuan
Menentukan padatan yang terlarut pada sample
2.      Dasar teori
Alat ini digunakan untuk mengukur TDS ( Total Dissolved Solid / zat padat terlarut ) dalam air. TDS meter menggambarkan jumlah zat terlarut dalam Part Per Million (PPM) atau sama dengan milligram per Liter (mg/L). Umumnya berdasarkan definisi diatas seharusnya zat yang terlarut dalam air (larutan) harus dapat melewati saringan yang berdiameter 2 micrometer (2×10-6 meter).
Aplikasi yang umum digunakan adalah untuk mengukur kualitas cairan biasanya untuk pengairan, pemeliharaan aquarium, kolam renang, proses kimia, pembuatan air mineral, dll. Setidaknya, kita dapat mengetahui air minum mana yang baik dikonsumsi tubuh, ataupun air murni untuk keperluan kimia (misalnya pembuatan kosmetika, obat-obatan, makanan, dll)
QC Preparation ditugaskan untuk mengukur TDS pada sample Syrup dan Air yang akan digunakan untuk pembuatan Ekstrak Teh.
3.      Bahan
Bahan yang digunakan:
a.       Sample
b.      Tisue
c.       Aquadest
4.      Alat
Alat yang digunakan:
a.       Condukto Heter Gardylab LF.
b.      Gelas Sample
c.       Beaker Glass
5.      Cara kerja
a.       Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b.      Tuangkan 100ml Sample ke dalam Beaker Glass 100ml
c.       Hidupkan alat, masukkan stick sensor pada larutan yang akan dianalisa
d.      Setelah stabil, baca angka yang tertera pada layar monitor sebagai data
e.       Bilas stick sensor dengan aquadest dan keringkan dengan tissue
f.       Kemudian rendam stick sensor ke dalam larutan KCl.
6.      Pembahasan
            Pada analisa ini yang terpenting adalah kestabilan angka yang akan diambil. Dikarenakan angka yang muncul akan berubah naik ataupun turun. Oleh karena itu analisa ini butuh kesabaran dan ketelitian.
C.    Analisa pH
1.      Tujuan
Analisa ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keasaman dari produk alat yang digunakan adalah pH Meter.
2.      Dasar teori
PH adalah  ukuran keasaman atau kebasaan suatu larutan atau bahan: didefinisikan sebahai pH =  -  log [H+] dimana tanda [ ] menyatakan  konsentrasi larutan/bahan dalam mol/L. Dalam pelarut air pada suhu 25oC berlaku hubungan: pH + pOH = 14. pH < 7 (bersifat asam); pH = 7 (bersifat netral); dan pH > (bersifat basa).
Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan persetujuan internasional.
QC Preparation ditugaskan untuk mengukur pH pada sample Frutamin, Ekstrak Teh, Ready Tea, Syrup dan Air yang akan digunakan untuk pembuatan Ekstrak Teh.

3.      Bahan
a.       Sample
b.      Tisue
c.       Aquadest
4.      Alat
a.       pH meter
b.      Beaker Glass
c.       Lau Ukur 100ml
d.      Stirer
5.      Cara kerja
a.       Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b.      Ambil 100 ml sample dengan labu ukur 100 ml
c.       Tuang larutan tersebut ke dalam beaker glass
d.      Kemudian larutan tersebut distirer selama ± 1 menit
e.       Masukkan pH meter ke dalam beaker glass
f.       Catat pH yang tertera sebagai data
6.      Pembahasan
              Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pH pada larutan tersebut, terutama penambahan Citrid Acid pada proses produksinya. Dan juga suhu sample yang akan dianalisa. Suhu sample haruslah sesuai suhu kamar, yaitu ±20o C.
              Jika pH yang dianalisa kurang dari standar maka produk yang diambil samplenya tersebut di beri tambahan Natrium Bi Karbonat (NaHCO3), dan sebaliknya jika pH sample lebih dari standar maka produk yang diambil samplenya tersebut diberi tambahan Citrit Acid

D.    Analisa TA
1.      Tujuan
            Mengetahui jumlah kandungan asam dalam 100 ml sample
2.      Dasar teori
            Total Asam (juga losely disebut sebagai keasaman titratable) adalah ukuran dari total asam hadir dalam suatu zat. TA berkaitan dengan pH namun konsep yang tidak identik. Keasaman dirasakan dalam derajat kegetiran. Asam  tartrat adalah asam utama, tetapi yang lain seperti asam malat dan sitrat dapat ditemukan juga untuk TA.
            QC Preparation ditugaskan untuk menganalisa TA  pada sample Frutamin All Flavour dan Tekita Aple
3.      Alat
a.       Labu Ukur 100 ml
b.      Beaker Glass
c.       Stirer
d.      pH meter
4.      Bahan
a.       Sample
b.      Tisue
c.       Aquadest
d.      NaoH 0,1 N
5.      Cara kerja
a.       Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b.      Ambil 100 ml sample dengan labu ukur 100 ml
c.       Tuang larutan tersebut ke dalam beaker glass
d.      Stirer dijalankan, kemudian dititrasi dengan NaOH 0,1 N sampa pH mecapai 8.,75
e.       Catat volume NaOH yang dibutuhkan untuk titrasi.
6.      Perhitungan
Untuk menghitung kadar TA dalam sample dapat digunakan persamaan : TA ( Total Asam ) = Vtitrasi  NaOH x Faktor Koreksi.
7.      Pembahasan
Analisa ini menggunakan metode Asidi Alkalimetri. Asam-asam yang terkandung pada sample akan bereaksi dengan NaOH 0,1 N kemudian akan netral. NaOH digunakan untuk menaikkan pH sample menjadi 8,75 dalam 100 ml sample. Jika pada volume 50 ml maka harus dikalikan 2 x.

E.     Analisa oBrix
1.      Tujuan
Menentukan oBrix pada sample
2.      Dasar teori
  oBrix adalah derajat kemanisan pada suatu larutan. Pengukuran oBrix dilakukan untuk mengetahui tingkat kemanisan dalam produk, serta memudahkan untuk mengaturnya. Analisa ini digunakan untuk mengecek Frutamin, Tekita, dan Syrup.
                oBrix ini yang diukur adalah kandungan sukrosa pada sample yang dihasilkan dari larutan Syrup.
3.      Bahan
a.       Sample
b.      Aquadest
c.       Tisue
4.      Alat
a.       Refragtometer
b.      Gelas Ukur 250ml
c.       Pendingin (Es Batu)
d.      Sendok Pengaduk
e.       Hydrometer
5.      Cara kerja
a.       Analisa °Brix pada larutan sample Ready tea, Tekita, Fruitamin, Extract tea:
1)      Sapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2)      Membersihkan Refragtometer dan sendok yang akan diguanakan mengambil sample dengan tissue
3)      Teteskan 1-2 tetes pada tempat sample Refragtometer, kemudian tutup
4)      Tekan tombol “READ” sampai stabil untuk pembacaan oBrix
5)      Catat hasil sebagai data
6)      Bersihkan alat-alat yang sudah digunakan

b.      Analisa °Brix larutan syrup gula.
1)      Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2)      Tuang sample Syrup yang sudah didinginkan ke dalam gelas ukur 250ml sampai ±3/4 bagian
3)      Masukkan Hydrometer ke dalam gelas ukur, bila larutan belum penuh, maka tambahkan lagi sampai gelas ukur over flow
4)      Biarkan beberapa saat hingga Hydrometer Stabil
5)      Lihat angka pada permukaan atas larutan dan suhu pada Hydrometer. Hasil tersebut ditambahkan sbagai hasil oBrix Syrup tersebut
6)      Bersihkan alat yang telah dugunakan.
6.      Pembahasan
            Dalam Analisa ini, oBrix dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu suhu. Oleh karena itu, Sample Frutamin maupun Tekita bila akan dianalisa didinginkan dahulu.
            Begitupula pada analisa oBrix pada sample syrup. Sample syrup haruslah didinginkan sebelum analisa dilakukan. Karena sebelumnya Syrup yang diambil bersuhu 60-70 oC. Syrup yang sudah diambil didinginkan dengan cara menyandingkan sample dengan es Batu. Sampai sample syrup yang berada pada gelas sudah mulai dingin. Kemudian dilakukan analisa dengan hydrometer. Dan pada perhitungan ini masih ditambahkan suhu pada syrup, yaitu 20oC +, 20oC  adalah suhu ruangan. Jadi suhu berpengaruh pada perhitungan oBrix.
F.     Analisa Colour
1.      Tujuan
Menentukan Colour pada sample
2.      Dasar teori
            Analisa Colour dapat dilakukan menggunakan alat Spektrofotometer UV-VIS.  Spektrofotometer UV-VIS merupakan alat dengan teknik spektrofotometer pada daerah ultra-violet dan sinar tampak. Alat ini digunakan guna mengukur serapan sinar ultra violet atau sinar tampak oleh suatu materi dalam bentuk larutan. Konsentrasi larutan yang dianalisis sebanding dengan jumlah sinar yang diserap oleh zat yang terdapat dalam larutan tersebut. Dalam hal ini, hukum Lamber-Beer dapat menyatakan hubungan antara serapan cahaya dengan konsentrasi zat dalam larutan. Di bawah ini adalah persamaan Lamber-Beer ; A= - log T =eb c Dengan A = absorban, T = transmitan, e = absortivitas molar (Lcm-1.mol-1), b = panjang sel (cm), dan c = konsentrasi zat (mol/L). Spektrum absorpsi yang diperoleh dari hasil analisis dapat memberikan informasi panjang gelombang dengan absorban maksimum dari senyawa atau unsur.
            Panjang gelombang dan absorban yang dihasilkan selama proses analisis digunakan untuk membuat kurva standar. Konsentrasi suatu senyawa atau unsur dapat dihitung dari kurva standar yang diukur pada panjang gelombang dengan absorban maksimum. Dari kurva standar kalibrasi, diperoleh persamaan garis Y= ax + b Dimana Y merupakan serapan dan x adalah konsentrasi unsur atau senyawa. Dengan persamaan garis tersebut dapat ditentukan konsentrasi sampel. Pada spektrofotometer UV-VIS, warna yang diserapoleh suatu senyawa atau unsur adalah warna komplementer dari warna yang teramati.
3.      Bahan
a.       Sample
b.      Aquadest (Blanko)
c.       Tisue
4.      Alat
a.       Kuvet
b.      Spektrofotometer UV
5.      Cara kerja
a.       Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b.      Atur gelombang sesuai sample yang akan dianalisa
c.       Pastikan blanko yang ada didalam kuvet benar (kuvet berisi aquadest), lalu tekan “ZERO”
d.      Memasukan sample kedalam kuvet sampai tanda garis, kemudian masukkan ke dalam Spektrofotometer UV
e.       Amati hasil yang tertera pada layar Spektrofotometer UV.
6.      Pembahasan
Pada analisa Colour yang harus diperhatikan adalah panjang gelombang yang akan dipakai untuk analisa. Karena disetiap warna mempunyai nilai absorbansi maksimal yang berbeda-beda. Serta dalam pembacaan data, dilihat dari angka yang paling stabil.

BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Berdasarkan hasil Parktik Kerja Lapangan Selama kurang lebih 2 bulan di PT. Pepsi Cola Indobeverages Ungaran tersebut, kami dapat menyimpulkan bahwa:
a.       PT. Pepsi Cola Indobeverages adalah salah satu pabrik yang banyak menggunakan bahan baku air dalam pembuatan produknya.
b.      Limbah yang dihasilkan dari Pabrik ini diolah terlebih dahulu sebelum masuk ke area irigasi warga agar tidak mencemari lingkungan sekitar.
2.      Disetiap pengukuran colour, panjang gelombang yang dipakai berbeda-beda dikarenakan setiap warna mempunyai nilai absorbansi maksimal yang berbeda-beda

B.     Saran
Berdasarkan hasil Praktik Kerja Lapangan di PT. Pepsi Cola Indobeverages Ungaran, dapat diperoleh saran sebagai berikut:
1.      Masalah internal yang ada pada antar karyawan segeralah diselesaikan
2.      Disediakan tempat ibadah yang layak pada bagian Laborat dan Line.
3.      Seluruh pekerja diharapkan semaksimal mungkin menerapkan SOP dalam bekerja di lapangan.
4.      Karena Pabrik ini menghasilkan  produknya dengan bahan dasar berupa air, perlu diperhatikan juga bawasannya air tidak datang secara gratis dan pergi tanpa meninggalkan akibat yang nyata. Perlu penghematan air karena akan menimbulkan penyusutan debit air dan pada pengolahan limbah tidak terlalu banyak limbah yang diolah.
5.      Kerjasama antar karyawan harus ditingkatkan karena dapat mencapai tujuan dengan baik.




DAFTAR PUSTAKA

Mustakim. 2009. Pengendalian Mutu Dalam Pengolahan Minuman Ringan di PT.Pepsi Cola Indobeverages, Bawen : SMKN 1 Bawen
Adi Nugroho, Wisnu. 2010. Perkembangan Produk Minuman di PT. Pepsi Cola Indobeverages, Semarang : Universitas Semarang
Suryani, Ana. 2006.Laporan Praktik Kerja Lapangan.SMTI Yogyakarta.









                               

PENGENDALIAN MUTU
DALAM PENGOLAHAN MINUMAN RINGAN
DI
PT. PEPSI COLA INDOBEVERAGES
BABADAN – UNGARAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
SMTI YK










Disusun sebagai
Salah satu syarat megikuti Ujian Akhir
Tahun Pelajaran 2010/2011


OLEH:
IHSAN HERMAWAN
NIS: 087212


KEMENTRIAN PERINDUSTRIAN R.I.
SEKOLAH MENENGAH TEKNOLOGI INDUSTRI
YOGYAKARTA
2010

LEMBAR PENGESAHAN
Laporan ini telah diterima dan disahkan oleh :
SEKOLAH MENENGAH TEKNOLOGI INDUSTRI YOGYAKARTA
Pada tanggal :        Januari 2011


















Mengetahui
Kepala SMTI Yogyakarta


Dra. Tri Ernawati, M.Si
NIP. 19580421 199103 2 001







Pembimbing


R. Dwi Hendro Murti, S.E.
NIP. 19750709 200502 2 001


LEMBAR PENGESAHAN
Laporan ini telah diterima dan disahkan oleh :
SEKOLAH TINGGI TEKNIK LINGKUNGAN YOGYAKARTA
Pada tanggal :     Januari 2011




















`
Mengetahui
Pimpinan,



Singgih Gunarso
General Manager













Menyetujui :
Pembimbing



Widodo Slamet
Spv. Quality Control


INTISARI

Sebagai Pabrik yang menerapkan mutu Internasional, mutu dan kualitas produk yang diutamakan serta kehalalan produk haruslah terjamin. Sebagai seorang Q.C. preparasi, kami ditugaskan untuk menganalisa produk yang telah dibuat oleh operator sebelum siap untuk di packing. Apakah produk yang telah dibuat tersebut. Produk tersebut telah masuk standar produk yang telah ditentukan atau belum. Misalkan belum masuk dalam standar. Produk tersebut belum boleh di packing dan masih dalam proses pengolahan lagi sampai produk yang dihasilkan memenuhi standar yang diinginkan. 
                                                                                                   













KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Praktik Kerja Lapangan dan laporan hasil Praktik Kerja Lapangan dengan baik, lancar, dan tepat waktu.
Dalam penyusunan laporan ini peran dan bantuan seluruh pihak mempunyai andil yang besar sehingga dapat terselesainya laporan ini, oleh sebab itu kami mengucapkan terima kasih kepada:
2.      Ir. Budi Sriwahyuni selaku Plant Manager di PT. PEPSI COLA INDOBEVERAGES.
3.      Dra. Tri Ernawati, M.Si selaku kepala SMTI Yogyakarta.
4.      Singgih Gunarso, SH. M. selaku Personalia PT. PEPSI COLA INDOBEVERAGES.
5.      Widodo Slamet selaku Spv. Quality Control.
6.      Dwi Hendro Murti selaku pembimbing PKL di SMTI Yogyakarta, yang telah memberikan petunjuk dalam penyusunan laporan ini.
7.      Semua pihak yang telah membantu tersusunnya laporan ini.
Laporan Praktik Kerja Industri ini, masih bersifat fleksibel. Oleh karena itu, sangat diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaannya.
Demikian hatur kata penyusun, semoga laporan Praktik Kerja Lapangan ini sesuai dengan tujuan yang diharapkan, serta bermanfaat untuk penyusun pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

Yogyakarta,  Januari 2011
                                                                                                     
Penyusun



DAFTAR ISI
                                                                                                            
HALAMANJUDUL ……………………………………………………..
SURAT PENGANTAR PKL ……………………………………………
HALAMAN PENGESAHAN SEKOLAH………………………………
HALAMAN PENGESAHAN INSTANSI ………………………………
KATA PENGANTAR …………………………………………………...
DAFTAR ISI …………………………………………………………….
DAFTAR LAMPIRAN  …………………………………………………
INTISARI ……………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………….
A.    Latar Belakang  …………………………………………………
B.     Tujuan PKL ……………………………………………………..
C.     Ruang Lingkup ………………………………………………….
D.    Metodologi ………………………………………………………
BAB II TINJANUAN UMUM PERUSAHAAN  ……………………….
A.    Profil ……………………………………………………………..
B.     Sejarah Singkat  ………………………………………………….
C.     Lokasi Perusahaan ……………………………………………….
D.    Struktur Organisasi dan Personil ………………………………...
BAB III PELAKSANAAN PKL ………………………………………...
A.    Analisa Tanin dengan Reagen Fe2SO4 …………………………
B.     Analisa TDS  …………………………………………………….
C.     Analisa pH ……………………………………………………….
D.    Analisa TA ……………………………………………………….
E.     Analisa oBrix ……………………………………………………
F.     Analisa Colour …………………………………………………...

BAB IV PENUTUP ……………………………………………………...
A.    Kesimpulan  ……………………………………………………...
B.     Saran-saran ………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………
LAMPIRAN-LAMPIRAN ………………………………………………

i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
1
1
1
2
2
4
4
5
7
9
11
11
14









DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A1. Daftar kegiatan harian
Lampiran A2. Daftar kegiatan harian
Lampiran B1. Lembar kerja analisa HCl
Lampiran B2. Lembar kerja analisa aspartame
Lampiran B3. Lembar kerja analisa mikrobiologi metode platting
Lampiran B4. Lembar kerja pembuatan media PCA (Plate Count Agar)
Lampiran B5. Lembar kerja pembuatan media PDA (Potato Dextrose Agar)
Lampiran B6. Lembar kerja pembuatan larutan standar NaOH 0,1N
Lampiran B7. Lembar kerja pembuatan larutan buffer pH7,50 untuk cek tannin
Lampiran C1. Data hasil pembuatan media PCA, PDA, dan pembuatan larutan buffer pH 7,50 untuk cek tannin
Lampiran C2. Data hasil analisa mikrobiologi metode platting
Lampiran C3. Data hasil analisa aspartame
Lampiran C4. Data hasil pembuatan larutan NaOH 0,1 N
Lampiran C5. Data hasil analisa kadar HCl