Pada
kesempatan malam hari ini, saya akan sedikit bercerita tentang ulat menjadi
Kupu dalam kontek ramadhan. Munkin jamaah sudah mengetahui bagaimana makhluk
Allah yang satu ini adalah mahluk
yang mempunyai metamorphosis sempurna. Ulat menjadi kupu-kupu.
Sebelum
menjadi dewasa, kupu-kupu adalah ulat yang tak seindah dirinya ketika menjadi
dewasa ,bahkan terkesan menjijikkan bagi banyak orang. Kupu-kupu memiliki
siklus hidup yang unik, yang terdiri dari empat tahap yaitu : Telur , ulat(larva),pupa, dan imago
yaitu kupu-kupu itu sendiri (dewasa).Perubahan ini yang
kita kenal sebagai metamorfosis sempurna.
Lain
hal nya kupu-kupu manusia terlahir dengan sempurna, tanpa perantara kepompong
atau pun menjadi ulat untuk menemukan bentuk sempurnanya. Tidak terbatas pada
kesempurnaan eksoteris (lahiriyah)
melainkan mencakup aspek esoteris (batin)
alias “tanpa dosa” .Namun seiring dengan bertambahnya tinggi dan usia,
terkadang manusia menjadi “ulat-ulat” kehidupan yang terkesan
menjijikkan.
Premanisme,
korupsi, dusta, ghibah dan perbuatan dzalim lainnya , serta ibadah ibadah
kita yang belum sempurna nan keropos nampaknya sudah cukup untuk menunjukkan
diri yang kian “meng-ulat”. Lantas bagaimanakah nasib kita yang telah menjelma
menjadi “ulat-ulat” kehidupan?.
Maha
suci Allah yang maha pengasih yang membuka pintu taubat selebar lebarnya
bagi ummat muslim. Shalat lima waktu, Umrah, Haji, meupakan bebepa sarana –
sarana untuk menghapus dosa, begitu pula ibadah Puasa Ramadhan yang telah
menghapiri kita, Rasulullah shallalahu 'alaihi wasallam bersabda:
“Siapa
yang berpuasa pada bulan Ramadhan dalam keadaan iman dan mengharapkan pahala,
akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu” (HR.Bukhari)
Bulan
Ramadhan atau biasa dikenal “Bulan Puasa” ini tak ubahnya kepompong bagi
kehidupan manusia. Yang gemar menggunjing setelah keluar dari kepompong
sejatinya gunjingannya berkurang bahkan menghilang, yang sering berdusta begitu
selesai Ramadhan menjadi insan yang jujur ,begitu pula yang jarang menjamah
masjid keluar dari kepompong menjadi “penunggu” shaf pertama yang setia, si
“bakhil” menjadi pemurah keluar dari Ramadhan,perangai buruk menjadi baik.
Inilah
yang dimaksud dengan "agar kamu bertakwa" ,sebagaimana Firman
Allah azzawajalla:
“Wahai orang-orang yang beriman!Diwajibkan
atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu
bertaqwa” (Al-Baqarah : 183) .
Taqwa
dalam artian yang umum adalah melakukan apa apa yang diperintahkan Allah dan
rasulnya dan meninggalkan apa apa yang dilarang oleh Allah dan rasulnya shallallahu
'alaihiwasallam .
Taqwa
merupakan manifestasi dari berhasilnya puasa. Manusia yang sudah terlanjur
menjadi “ulat -ulat” kehidupan memasuki kepompong ramadhan sudah
selayaknya keluar menjadi kupu-kupu ,bukan kembali menjadi ulat. 'iyadzubillah
min dzalik
Padahal
hal ini sudah diwanti – wanti dari empat belas abad yang lalu oleh
Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam, sabdanya:
“Betapa banyak orang yang berpuasa
namun dia tidak mendapatkan dari puasanya melainkan hanya rasa lapar dan
dahaga”(HR.AthThobroniy)
Lantas,
akankah ulat yang masuk kedalam kepompong keluar menjadi kupu-kupu? insyaAllah.
Semoga Allah memberikan kita kemudahan dalam menjalankan ibadah Puasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar