My Inspirations

My Inspirations

25 Sep 2014

Baratayuda Jayabinangun

Perang Baratayuda jaya binangun tidak sekedar menceritakan perang antara Pandawa dan Kurawa. lebih dari itu, muatan filosofinya sangatlah hebat dan luas, yaitu di antaranya penundukan hawa nafsu untuk mendapatkan kemuliaan hidup tersaji secara apik di dalamnya. Sengsara dan derita adalah buah dari hasrat atau keinginan yang sangat. Dalam terminolgi agama samawi, melalui hasrat/ambisi inilah setan merasuki darah, akal, dan jiwa anak cucu Adam. Manusia yang diciptakan sebagai makhluk terbaik, turun derajatnya menjadi makhluk terhina.

Banyak sekali makna dan manfaat yang dapat diambil dari kisah tersebut. Namun kali ini Penulis hanya akan menyebutkan beberapa saja, yaitu Tentang bagaimana melawan hawa nafsu

Perang Baratayuda Jayabinangun antara Pandawa dan Kurawa , jika dilihat dalam konteks makna spiritual, sebenarnya mengisyaratkan simbolisasi "perang" melawan hawa napsu dirinya sendiri. Pandhawa yang dikenal memiliki perwatakan protagonis (kebaikan manusia) melambangkan kekuatan rohaniah terdalam manusia (nurani), Sang Alus, Sementara Kurawa yang Identik dengan kejahatan atau kebatilan manusia mengisyaratkan hanya nafsu atau syahwat (angan-angan) dalam diri manusia, badan alus.
Makna kata yang terambil dari Baratayuda Jayabinangun pun sebenarnya telah mencerminkan isyarat spiritual yang mendalam. "Barata" artinya gandrung alias senang, sedang "yuda" berarti perang. Maknanya adalah seseorang yang gandrung atau senang berperang melawan hawa nafsunya sendiri.
Nafsu angkara murka harus dikalahkan dan ditundukkan, jangan sampai mbalela kepada sang juragan, guru sejati atau Sang Suksma (anasir dalam diri manusia yang terdalam, anasir uluhiyah). Tinggal setelah itu bagaimana sang guru sejati atau "Sang Kusir" bisa mengarahkan dengan arahan yang baik dan sesuai dengan ketentuan yang telah digariskan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Sedangkan, makna kata "jayabinangun" adalah membangun kejayaan atau kelanggengan manusia di alam kelanggengan (akhirat).

Iman al-Ghaazali menjelaskan bahwa An-Nafs (nafsu) mempunyai dua arti sebagai berikut:
  1. Arti yang mencakup kekuatan amarah dan syahwat serta sifat-sifat tercela. itulah yang dimaksud dengan sabda Nabi Muhammad saw.:

"Musuhmu yang paling jahat ialah nafsu yang berada di rongga badanmu"
nafsu ialah yang harus diperangi dan disuruh mematahkannya.

2. Bisikan Rabbani yang merupakan salah satu makna roh, hati dan jiwa pula



Tidak ada komentar:

Posting Komentar