My Inspirations

My Inspirations

17 Agu 2013

Ingat Allah: di mana pun kapan pun




tûïÏ%©!$# tbrãä.õtƒ ©!$# $VJ»uŠÏ% #YŠqãèè%ur 4n?tãur öNÎgÎ/qãZã_ tbr㍤6xÿtGtƒur Îû È,ù=yz ÏNºuq»uK¡¡9$# ÇÚöF{$#ur $uZ­/u $tB |Mø)n=yz #x»yd WxÏÜ»t/ y7oY»ysö6ß $oYÉ)sù z>#xtã Í$¨Z9$# ÇÊÒÊÈ
Adalah fitrah manusia; ketika menghadapi kesulitan maka dia akan ingat akan Tuhan mereka. Begitulah sifat dasar manusia, jenis manusia yang bagaimanapun. Bahkan Fir’aun ketika hampir menemui ajalnya, dia menyadari bahwa Tuhan yang sebenarnya adalah Tuhannya Nabi Musa. Begitu juga dengan orang-orang munafik, ketika berada di atas kapal yang digoncang ombak dan badai, mereka berdoa kepada Allah agar diselamatkan, namun ketika mereka sudah berada di daratan mereka pun lupa akan pertolongan Allah.
Fenomena tentang terjadinya bahaya dan ingat akan Allah akan selalu mewarnai kehidupan manusia. Hal itu sepertinya terjadi begitu saja, sebagaimana air mengalir tanpa hambatan. Tengok saja ke belakang, ketika gempa melanda DIY dan Jawa Tengah 27 Mei 2006, banyak di antara manusia yang berteriak menyebut nama Allah. Bahkan kemudian masjid-masjid menjadi penuh dengan banyaknya jamaah, meski tidak berlangsung lama. Begitu juga dengan kejadian-kejadian musibah yang semakin sering melanda bangsa Indonesia. Bahkan ketika 2 hari terakhir ini, cuaca kota Yogyakarta begitu panas, banyak yang mengeluh dan menyebut nama Allah. Inilah kondisi yang memang menjadi fitrah manusia, ingat kepada Tuhan ketika keadaan terjepit.
Hal yang perlu kita perhatikan saat ini adalah bagaimana seharusnya yang kita lakukan dalam mengingat Allah. Karena mengingat Allah adalah ibadah yang senantiasa diajarkan oleh Rasulullah. Allah berfirman dalam agar kita senantiasa berdzikir dan memperbanyak dizikir:
$pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#râè0øŒ$# ©!$# #[ø.ÏŒ #ZŽÏVx. ÇÍÊÈ
Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. (QS. Al-Ahzab: 41)
Agar Allah ingat kepada kita
Dalam QS. Al-Baqarah: 152 disebutkan salah satu fungsi kenapa kita berdzikir; yaitu ketika kita ingat kepada Allah maka Allah akan ingat pula dengan kita.
þÎTrãä.øŒ$$sù öNä.öä.øŒr& (#rãà6ô©$#ur Í< Ÿwur Èbrãàÿõ3s? ÇÊÎËÈ
Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu[98], dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.
As-Sa’di dalam tafsirnya berkata: “Dalam ayat ini Allah memerintahkan untuk berdzikir (mengingat dan menyebut Nama-Nya) dan menjanjikan balasan yang utama, yaitu Allah mengingatnya juga (sesuai keagungan dan sifat-Nya Yang Maha Sempurna). Dan berdzikir kepada Allah yang paling utama adalah dzikir yang selaras antara hati dan lisan (ucapan), yaitu dzikir yang membuahkan pemahaman (ma’rifat) tentang Allah dan cinta kepada-Nya serta tentang betapa banyak pahala yang diberikan-Nya.”
Dalam sebuah hadits qudsi disebutkan;
Abu Hurairah berkata: Rasulullah bersabda: Allah Taala berfirman: Aku sesuai dengan persangkaan hamba-Ku terhadap-Ku dan Aku selalu bersamanya ketika dia mengingat-Ku. Apabila dia mengingat-Ku dalam dirinya, maka Aku pun akan mengingatnya dalam diri-Ku. Apabila dia mengingat-Ku dalam suatu jemaah manusia, maka Aku pun akan mengingatnya dalam suatu kumpulan makhluk yang lebih baik dari mereka. Apabila dia mendekati-Ku sejengkal, maka Aku akan mendekatinya sehasta. Apabila dia mendekati-Ku sehasta, maka Aku akan mendekatinya sedepa. Dan apabila dia datang kepada-Ku dengan berjalan, maka Aku akan datang kepadanya dengan berlari. (HR. Muslim)

Agar mendapat ampunan dan pahala

Selain dengan bertaubat, seorang hamba juga akan mendapat ampunan dengan cara dzikir. Setelah dijanjikan mendapatkan ampunan, seorang laki-laki maupun perempuan yang sering berdzikir juga akan diberikan pahala yang besar. Hal ini sesuai dengan firman Allah QS. Al-Ahzab: 35:
šúï̍Å2º©%!$#ur ©!$# #ZŽÏVx. ÏNºtÅ2º©%!$#ur £tãr& ª!$# Mçlm; ZotÏÿøó¨B #·ô_r&ur $VJÏàtã ÇÌÎÈ
laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah Telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.
Dalam ayat lain disebutkan bahwa dengan bedzikir akan menjadikan orang tenteram hatinya.  (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (QS. Ar-Ra’d: 28)

Tidak dzikir = mati
Rasulullah bersabda:
مَثَلُ الَّذِي يَذْكُرُ رَبَّهُ, وَالَّذِي لاَيَذْكُرُ رَبَّهُ, مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ (رواه البخارى)
مَثَلُ الْبَيْتِ الَّذِي يُذْكَرُ اللهُ فِيْهِ وَ الْبيْتِ الَّذِي لاَيُذْكَرُاللهُ فِيْهِ مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ (رواه المسلم)
 “Perumpamaan orang-orang yang berdzikir kepada tuhannya, dengan orang-orang yang tidak berdzikir kepada tuhannya, seperti orang yang hidup dan mati” (HR. Bukhori)
“Perumpamaan rumah yang orang-orang didalamnya berdzikir kepada Allah, dengan rumah yang tidak ada orang yang berdzikir kepada Allah, seperti orang hidup dan mati” (HR. Muslim)
Dzikir penuh Keutamaan
Dalam sebuah riwayat (hadits qudsi) diceritakan: Hadis riwayat Abu Hurairah: ia berkata: Dari Nabi, beliau bersabda: Sesungguhnya Allah Yang Maha Memberkahi lagi Maha Tinggi memiliki banyak malaikat yang selalu mengadakan perjalanan yang jumlahnya melebihi malaikat pencatat amal, mereka senantiasa mencari majelis-majelis zikir. Apabila mereka mendapati satu majelis zikir, maka mereka akan ikut duduk bersama mereka dan mengelilingi dengan sayap-sayapnya hingga memenuhi jarak antara mereka dengan langit dunia. Apabila para peserta majelis telah berpencar mereka naik menuju ke langit. Beliau melanjutkan: Lalu Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung menanyakan mereka padahal Dia lebih mengetahui daripada mereka: Dari manakah kamu sekalian? Mereka menjawab: Kami datang dari tempat hamba-hamba-Mu di dunia yang sedang mensucikan, mengagungkan, membesarkan, memuji dan memohon kepada Engkau. Allah bertanya lagi: Apa yang mereka mohonkan kepada Aku? Para malaikat itu menjawab: Mereka memohon surga-Mu. Allah bertanya lagi: Apakah mereka sudah pernah melihat surga-Ku? Para malaikat itu menjawab: Belum wahai Tuhan kami. Allah berfirman: Apalagi jika mereka telah melihat surga-Ku? Para malaikat itu berkata lagi: Mereka juga memohon perlindungan kepada-Mu. Allah bertanya: Dari apakah mereka memohon perlindungan-Ku? Para malaikat menjawab: Dari neraka-Mu, wahai Tuhan kami. Allah bertanya: Apakah mereka sudah pernah melihat neraka-Ku? Para malaikat menjawab: Belum. Allah berfirman: Apalagi seandainya mereka pernah melihat neraka-Ku? Para malaikat itu melanjutkan: Dan mereka juga memohon ampunan dari-Mu. Beliau bersabda kemudian Allah berfirman: Aku sudah mengampuni mereka dan sudah memberikan apa yang mereka minta dan Aku juga telah memberikan perlindungan kepada mereka dari apa yang mereka takutkan. Beliau melanjutkan lagi lalu para malaikat itu berkata: Wahai Tuhan kami! Di antara mereka terdapat si Fulan yaitu seorang yang penuh dosa yang kebetulan lewat lalu duduk ikut berzikir bersama mereka. Beliau berkata lalu Allah menjawab: Aku juga telah mengampuninya karena mereka adalah kaum yang tidak akan sengsara orang yang ikut duduk bersama mereka. (HR. Muslim)

Bagaimana  cara berdzikir
Ibadah yang bernama dzikir ini merupakan ibadah yang sebenarnya paling mudah dilaksanakan serta tidak membutuhkan biaya. Kita bisa melakukannya saat pagi hari, maupun sore hari. Saat senang maupun susah, saat sehat maupun sakit, saat akan tidur maupun menjelang tidur. Allah berfirman QS. Al-A’raf 205:
ä.øŒ$#ur š­/§ Îû šÅ¡øÿtR %YæŽ|Øn@ ZpxÿÅzur tbrߊur ̍ôgyfø9$# z`ÏB ÉAöqs)ø9$# Íirßäóø9$$Î/ ÉA$|¹Fy$#ur Ÿwur `ä3s? z`ÏiB tû,Î#Ïÿ»tóø9$# ÇËÉÎÈ
Dan sebutlah (nama) Tuhannmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.
Ayat di atas juga menjelaskan bagaimana cara berdzikir. Yaitu dengan menyebut nama Allah dalam hati kita, dengan tidak mengeraskan suara, artinya ketika kita berdzikir hendaknya tidak perlu dengan berteriak-teriak karena sesungguhnya Allah Maha Mendengar. 
Dalam sebuah Hadis riwayat Abu Musa, ia berkata: Ketika kami sedang bersama Rasulullah dalam suatu perjalanan, mulailah orang-orang mengeraskan suara mereka dalam membaca takbir lalu bersabdalah beliau: Wahai manusia, rendahkanlah suara kamu sekalian! Karena kamu sekalian sesungguhnya tidak sedang memohon kepada yang tuli maupun yang gaib bahkan kamu sekalian sedang memohon kepada Tuhan Yang Maha Mendengar lagi Maha Dekat Yang selalu bersama kamu sekalian. Aku pada saat itu berada di belakang beliau sambil mengucapkan: "Laa haula wa laa quwata illa billah", (Tidak ada daya dan kekuatan kecuali berkat bantuan Allah). Rasulullah berkata: Wahai Abdullah bin Qais! Maukah kamu aku tunjukkan kepada salah-satu kekayaan surga yang tersimpan? Aku menjawab: Tentu, wahai Rasulullah. Beliau bersabda: Yaitu ucapan: "Laa haula wa laa quwata illa billah" . (HR. Muslim)

Berdzikir dilakukan dengan merendahkan diri kita disertai rasa takut kepada Allah, artinya kita mengagungkan Allah dan merasa kecil di hadapan-Nya. Dalam tafsir as-Sa’di disebutkan dzikir secara khusus dengan khifah (rasa takut), karena betapa butuhnya orang yang berdzikir kepada rasa al-khauf (takut). Jadi, sesungguhnya dzikir itu mendorong tumbuhnya mahabbah (rasa cinta). Dan ini mesti akan ada pada orang yang banyak berdzikir (mengingat dan menyebut Nama Allah).
Berdzikir dilakukan baik ketika di waktu pagi mapun petang, artinya kita harus sering-sering melakukannya. Dan ayat ini diakhiri dengan peringatan agar kita jangan samapai menjadi orang yang lalai, maksudnya adalah lalai dalam mengingat Allah.

Demikianlah beberapa hal mengenai dzikir, hendaknya kita senantiasa ingat kepada Allah. Di mana pun dan kapan pun.

Allah berfirman: (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka. (Ali Imran: 191)
Dalam ayat lain disebutkan: Maka apabila kamu Telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu Telah merasa aman, Maka Dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. (An-Nisa: 103)

Anggota bidang dakwah PRPM Nitikan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar