tûïÏ%©!$# tbrãä.õ‹tƒ ©!$# $VJ»uŠÏ% #YŠqãèè%ur 4’n?tãur öNÎgÎ/qãZã_ tbrã¤6xÿtGtƒur ’Îû È,ù=yz ÏNºuq»uK¡¡9$# ÇÚö‘F{$#ur $uZ/u‘ $tB |Mø)n=yz #x‹»yd WxÏÜ»t/ y7oY»ysö6ß™ $oYÉ)sù z>#x‹tã Í‘$¨Z9$# ÇÊÒÊÈ
Adalah fitrah manusia; ketika menghadapi kesulitan maka dia akan ingat
akan Tuhan mereka. Begitulah sifat dasar manusia, jenis manusia yang
bagaimanapun. Bahkan Fir’aun ketika hampir menemui ajalnya, dia menyadari bahwa
Tuhan yang sebenarnya adalah Tuhannya Nabi Musa. Begitu juga dengan orang-orang
munafik, ketika berada di atas kapal yang digoncang ombak dan badai, mereka
berdoa kepada Allah agar diselamatkan, namun ketika mereka sudah berada di
daratan mereka pun lupa akan pertolongan Allah.
Fenomena tentang terjadinya bahaya dan ingat akan Allah akan selalu
mewarnai kehidupan manusia. Hal itu sepertinya terjadi begitu saja, sebagaimana
air mengalir tanpa hambatan. Tengok saja ke belakang, ketika gempa melanda DIY
dan Jawa Tengah 27 Mei 2006, banyak di antara manusia yang berteriak menyebut
nama Allah. Bahkan kemudian masjid-masjid menjadi penuh dengan banyaknya
jamaah, meski tidak berlangsung lama. Begitu juga dengan kejadian-kejadian
musibah yang semakin sering melanda bangsa Indonesia. Bahkan ketika 2 hari
terakhir ini, cuaca kota Yogyakarta begitu panas, banyak yang mengeluh dan
menyebut nama Allah. Inilah kondisi yang memang menjadi fitrah manusia, ingat
kepada Tuhan ketika keadaan terjepit.
Hal yang perlu kita perhatikan saat ini adalah bagaimana seharusnya yang
kita lakukan dalam mengingat Allah. Karena mengingat Allah adalah ibadah yang
senantiasa diajarkan oleh Rasulullah. Allah berfirman dalam agar kita
senantiasa berdzikir dan memperbanyak dizikir:
$pkš‰r'¯»tƒ
tûïÏ%©!$#
(#qãZtB#uä
(#râè0øŒ$#
©!$#
#[ø.ÏŒ
#ZŽÏVx.
ÇÍÊÈ
Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah,
zikir yang sebanyak-banyaknya.
(QS. Al-Ahzab: 41)
Agar Allah ingat kepada kita
Dalam QS. Al-Baqarah: 152 disebutkan salah satu fungsi kenapa kita
berdzikir; yaitu ketika kita ingat kepada Allah maka Allah akan ingat pula
dengan kita.
þ’ÎTrãä.øŒ$$sù
öNä.öä.øŒr&
(#rãà6ô©$#ur
’Í<
Ÿwur
Èbrãàÿõ3s?
ÇÊÎËÈ
Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula)
kepadamu[98], dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari
(nikmat)-Ku.
As-Sa’di dalam tafsirnya berkata: “Dalam ayat ini Allah memerintahkan
untuk berdzikir (mengingat dan menyebut Nama-Nya) dan menjanjikan balasan yang
utama, yaitu Allah mengingatnya juga (sesuai keagungan dan sifat-Nya Yang Maha
Sempurna). Dan berdzikir kepada Allah yang paling utama adalah dzikir yang
selaras antara hati dan lisan (ucapan), yaitu dzikir yang membuahkan pemahaman
(ma’rifat) tentang Allah dan cinta kepada-Nya serta tentang betapa banyak
pahala yang diberikan-Nya.”
Dalam sebuah
hadits qudsi disebutkan;
Abu Hurairah berkata: Rasulullah bersabda: Allah Taala berfirman: Aku sesuai dengan persangkaan
hamba-Ku terhadap-Ku dan Aku selalu bersamanya ketika dia mengingat-Ku. Apabila
dia mengingat-Ku dalam dirinya, maka Aku pun akan mengingatnya dalam diri-Ku.
Apabila dia mengingat-Ku dalam suatu jemaah manusia, maka Aku pun akan
mengingatnya dalam suatu kumpulan makhluk yang lebih baik dari mereka. Apabila
dia mendekati-Ku sejengkal, maka Aku akan mendekatinya sehasta. Apabila dia mendekati-Ku
sehasta, maka Aku akan mendekatinya sedepa. Dan apabila dia datang kepada-Ku
dengan berjalan, maka Aku akan datang kepadanya dengan berlari. (HR. Muslim)
Agar
mendapat ampunan dan pahala
Selain dengan
bertaubat, seorang hamba juga akan mendapat ampunan dengan cara dzikir. Setelah
dijanjikan mendapatkan ampunan, seorang laki-laki maupun perempuan yang sering
berdzikir juga akan diberikan pahala yang besar. Hal ini sesuai dengan firman
Allah QS. Al-Ahzab: 35:
šúïÌÅ2º©%!$#ur
©!$#
#ZŽÏVx.
ÏNºtÅ2º©%!$#ur
£‰tãr&
ª!$#
Mçlm;
ZotÏÿøó¨B
#·ô_r&ur
$VJ‹Ïàtã
ÇÌÎÈ
laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah Telah
menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.
Dalam ayat lain disebutkan bahwa dengan bedzikir akan menjadikan orang
tenteram hatinya. (yaitu) orang-orang
yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah,
Hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (QS. Ar-Ra’d: 28)
Tidak dzikir = mati
Rasulullah bersabda:
مَثَلُ الَّذِي يَذْكُرُ رَبَّهُ,
وَالَّذِي لاَيَذْكُرُ رَبَّهُ, مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ (رواه البخارى)
مَثَلُ الْبَيْتِ الَّذِي يُذْكَرُ
اللهُ فِيْهِ وَ الْبيْتِ الَّذِي لاَيُذْكَرُاللهُ فِيْهِ مَثَلُ الْحَيِّ
وَالْمَيِّتِ (رواه المسلم)
“Perumpamaan orang-orang
yang berdzikir kepada tuhannya, dengan orang-orang yang tidak berdzikir kepada
tuhannya, seperti orang yang hidup dan mati” (HR. Bukhori)
“Perumpamaan rumah yang orang-orang didalamnya berdzikir kepada Allah,
dengan rumah yang tidak ada orang yang berdzikir kepada Allah, seperti orang
hidup dan mati” (HR. Muslim)
Dzikir penuh Keutamaan
Dalam sebuah
riwayat (hadits qudsi) diceritakan: Hadis riwayat Abu Hurairah: ia berkata: Dari
Nabi, beliau bersabda: Sesungguhnya Allah Yang Maha Memberkahi lagi Maha
Tinggi memiliki banyak malaikat yang selalu mengadakan perjalanan yang
jumlahnya melebihi malaikat pencatat amal, mereka senantiasa mencari
majelis-majelis zikir. Apabila mereka mendapati satu majelis zikir, maka mereka
akan ikut duduk bersama mereka dan mengelilingi dengan sayap-sayapnya hingga
memenuhi jarak antara mereka dengan langit dunia. Apabila para peserta majelis
telah berpencar mereka naik menuju ke langit. Beliau melanjutkan: Lalu Allah
Yang Maha Mulia lagi Maha Agung menanyakan mereka padahal Dia lebih mengetahui
daripada mereka: Dari manakah kamu sekalian? Mereka menjawab: Kami datang dari
tempat hamba-hamba-Mu di dunia yang sedang mensucikan, mengagungkan,
membesarkan, memuji dan memohon kepada Engkau. Allah bertanya lagi: Apa yang
mereka mohonkan kepada Aku? Para malaikat itu menjawab: Mereka memohon
surga-Mu. Allah bertanya lagi: Apakah mereka sudah pernah melihat surga-Ku?
Para malaikat itu menjawab: Belum wahai Tuhan kami. Allah berfirman: Apalagi
jika mereka telah melihat surga-Ku? Para malaikat itu berkata lagi: Mereka juga
memohon perlindungan kepada-Mu. Allah bertanya: Dari apakah mereka memohon
perlindungan-Ku? Para malaikat menjawab: Dari neraka-Mu, wahai Tuhan kami.
Allah bertanya: Apakah mereka sudah pernah melihat neraka-Ku? Para malaikat menjawab:
Belum. Allah berfirman: Apalagi seandainya mereka pernah melihat neraka-Ku?
Para malaikat itu melanjutkan: Dan mereka juga memohon ampunan dari-Mu. Beliau
bersabda kemudian Allah berfirman: Aku sudah mengampuni mereka dan sudah
memberikan apa yang mereka minta dan Aku juga telah memberikan perlindungan
kepada mereka dari apa yang mereka takutkan. Beliau melanjutkan lagi lalu para
malaikat itu berkata: Wahai Tuhan kami! Di antara mereka terdapat si Fulan
yaitu seorang yang penuh dosa yang kebetulan lewat lalu duduk ikut berzikir
bersama mereka. Beliau berkata lalu Allah menjawab: Aku juga telah
mengampuninya karena mereka adalah kaum yang tidak akan sengsara orang yang
ikut duduk bersama mereka. (HR. Muslim)
Bagaimana cara berdzikir
Ibadah yang bernama dzikir ini merupakan ibadah yang sebenarnya paling
mudah dilaksanakan serta tidak membutuhkan biaya. Kita bisa melakukannya saat
pagi hari, maupun sore hari. Saat senang maupun susah, saat sehat maupun sakit,
saat akan tidur maupun menjelang tidur. Allah berfirman QS. Al-A’raf 205:
ä.øŒ$#ur
š/§‘
’Îû
šÅ¡øÿtR
%Y敎|Øn@
Zpxÿ‹Åzur
tbrߊur
Ìôgyfø9$#
z`ÏB
ÉAöqs)ø9$#
Íir߉äóø9$$Î/
ÉA$|¹Fy$#ur
Ÿwur
`ä3s?
z`ÏiB
tû,Î#Ïÿ»tóø9$#
ÇËÉÎÈ
Dan sebutlah (nama) Tuhannmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan
rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan
janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.
Ayat di atas juga menjelaskan bagaimana cara berdzikir. Yaitu dengan
menyebut nama Allah dalam hati kita, dengan tidak mengeraskan suara, artinya
ketika kita berdzikir hendaknya tidak perlu dengan berteriak-teriak karena
sesungguhnya Allah Maha Mendengar.
Dalam sebuah Hadis riwayat Abu Musa, ia berkata: Ketika
kami sedang bersama Rasulullah dalam suatu perjalanan,
mulailah orang-orang mengeraskan suara mereka dalam membaca takbir lalu
bersabdalah beliau: Wahai manusia, rendahkanlah suara kamu sekalian! Karena
kamu sekalian sesungguhnya tidak sedang memohon kepada yang tuli maupun yang
gaib bahkan kamu sekalian sedang memohon kepada Tuhan Yang Maha Mendengar lagi
Maha Dekat Yang selalu bersama kamu sekalian. Aku pada saat itu berada di
belakang beliau sambil mengucapkan: "Laa haula wa laa quwata illa
billah", (Tidak ada daya dan kekuatan kecuali berkat bantuan Allah).
Rasulullah berkata: Wahai Abdullah
bin Qais! Maukah kamu aku tunjukkan kepada salah-satu kekayaan surga yang
tersimpan? Aku menjawab: Tentu, wahai Rasulullah. Beliau bersabda: Yaitu
ucapan: "Laa haula wa laa quwata illa billah" . (HR. Muslim)
Berdzikir dilakukan dengan merendahkan diri kita disertai rasa takut
kepada Allah, artinya kita mengagungkan Allah dan merasa kecil di hadapan-Nya. Dalam
tafsir as-Sa’di disebutkan dzikir secara khusus dengan khifah (rasa takut),
karena betapa butuhnya orang yang berdzikir kepada rasa al-khauf (takut). Jadi,
sesungguhnya dzikir itu mendorong tumbuhnya mahabbah (rasa cinta). Dan ini
mesti akan ada pada orang yang banyak berdzikir (mengingat dan menyebut Nama
Allah).
Berdzikir
dilakukan baik ketika di waktu pagi mapun petang, artinya kita harus
sering-sering melakukannya. Dan ayat ini diakhiri dengan peringatan agar kita
jangan samapai menjadi orang yang lalai, maksudnya adalah lalai dalam mengingat
Allah.
Demikianlah
beberapa hal mengenai dzikir, hendaknya kita senantiasa ingat kepada Allah. Di
mana pun dan kapan pun.
Allah
berfirman: (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau
duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan
langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan
Ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka.
(Ali Imran: 191)
Dalam ayat
lain disebutkan: Maka apabila kamu Telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah
Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila
kamu Telah merasa aman, Maka Dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa).
Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang
yang beriman. (An-Nisa: 103)
Anggota
bidang dakwah PRPM Nitikan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar